“Apa kabar ujung sarung?”
Masihnya kau bingung termenung.
Membeku kaku, ini bukan kali pertama kau ditanya.
Ini yang kesekian kau yang
tak menemu jawaban.
Sedari lalu, awal, linglung, dan tak tau menau
Terima kau atas tentang detik menahan waktu.
Berani dan percaya dirinya kau tak menimbang
ruang untuk jarak dan rindu-rindu yang
berkepanjangan.
Tentu tekad niatmu kuat
Usaha dan do’a pun kuat
Kenapa harus takut kalau memang
kau adalah orang-orang pemberani?
Siapa berani orang yang mengorbankan waktu tidurnya untuk bangun, berukuk, dan dzikir komat-kamit penuh bising?
Subuh madrasah qur’an dan lalaran
Siang sekolah formal dan praktikal
Malam madrasah diniyah dan muroja’ah
Belum lagi soal ekstra, sorogan, dan bathsu-bathsu tengah malam itu?
Apa yang harus takut dan tersaingi?
Kita penuh
Kita teduh
Bersyukurlah untuk yang tetap hidup pada
pendirian dan percaya
Mengarungi dan menerangi dari samudra lelah
yang kini buahnya sudah meranum
Cukuplah untuk hidup dari kenyang bekal
ilmu agama dan formal
Do’a orang tua dan guru, tenaga untuk
tetap beramal
Santri….
Ini harimu
Jangan bersedih, jangan bersukar
Tidak ada kesia-siaan dalam belajar
Begitu manis buah dari belajar
Penulis Baik Hati, Tidak Sombong, dan Rajin Menabung*
Find some desired keywords.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt