Rihlah Ziarah Santri Al-Mahrusiyah: Maqam Raden Syahid Sunan Kalijogo Kadilangu Demak
0
0
Sekilas cerita tentang sosok yang tak kalah masyhur di kalangan masyarakat adalah Sunan Kalijogo. Beliau merupakan seorang pangeran asal Tuban yang bernama asli pangeran Lokajaya atau akrab dengan sebutan Raden Syahid, putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta, seorang penguasa islam pertama di Tuban yang pada akhirnya Sunan Kalijogo diusir oleh ayahandanya.
Asal muasal nama Kalijaga berawal dari keteguhan dan keikhlasan hati beliau dalam berguru pada Sunan Bonang. Dahulu Sunan Kalijogo adalah sang bramocorah (preman), beliau merampok orang-orang kaya dan menggunakan rampasannya untuk menolong rakyat yang kekurangan. Ketika ia melintasi hutan, ia ingin merampok seseorang yang tak lain adalah Sunan Bonang. Sunan Bonang tak mau memberikan hartanya, namun malah memamerkan kesaktian beliau dengan menunjuk pohon aren yang akhirnya berubah menjadi emas. Kemudian Sunan Bonang berkata pada Raden Syahid bahwa harta itu hanyalah titipan. Akhirnya Sunan Bonang menasehati bahwa niatnya sudah benar akan tetapi caranya saja yang salah, kakek tersebut menjelaskan bahwa segala niat yang baik juga harus dilakukan dengan cara yang benar, niat baik cara buruk maka tetaplah buruk.
Sejak kejadian tersebut Raden Syahid meminta untuk berguru pada Sunan Bonang. Namun Sunan Bonang memberikan syarat pada Raden Syahid. Syaratnya menjaga tongkat Sunan Bonang sampai beliau datang. Perintah ini ia jalankan penuh rasa ikhlas tanpa membantah dan banyak tanya. Setelah tiga tahun lamanya sang guru mengunjunginya di di tempat semula. Raden Syahid masih bertapa pada posisinya yang sama seperti tiga tahun yang lalu bahkan, tubuhnya telah dipenuhi dengan rumput. Berkat ketulusan dan keihklasan sami’na wa ‘atho’naini lah ia menjadi wali dan dikenal dengan sebutan sunan kalijogo (penjaga sungai).
Sedikit cerita tersebut memberi banyak pelajaran bagi kita semua, bahwa tak selamanya cara yang buruk itu bis akita gunakan untuk melakukan hal baik. Lanjut cerita rihlah kita teman-teman. Saat saya dan peserta ziarah sampai di maqam Sunan Kalijogo sekitar jam 2 siang, semua peserta langsung menuju ke maqam. Bangunan menuju maqam sangat besar disepanjang perjalanan menuju makam sangat ramai sekali, para pedagang kanan kiri saya menawarkan barang-barang yang dijual dengan semangat, demi mendapatkan rupiah untuk kebutuhan sehari-hari.
Ketika kita sudah sampai di pesarean sunan kalijaga para teman-teman peserta ziaroh duduk dengan rapi. Sembari menunggu kehadiran beliau (para dzuriyah) teman-teman melantunkan sholawat, dengan suara yang sangat lantang. Ketika beliau sudah rawuh dimulailah tahlil dan do’a Bersama. Pembacaan tahlil dipimpin KH. Reza Ahmad Zahid. Setelah tahlil dan doa bersama selesaisaya dan rekan saya nggak mau berdesak-desakan mengantri wudhu dengan peserta ziarah, maka kita memutuskan langsung bergegas menuju masjid di belakang maqam Sunan Kalijogo untuk melaksanakan sholat jama’ takhirdzuhur dan ashar. saya Kembali menuju bus karena badan saya merasa tidak enak, sepertinya demam dan karena belum makan siang juga sih, jadi laper, hehehe.akhirnya sampai di parkiran kita membeli pentol, lalu menikmatinya di dalam bus.
Konon katanya Sunan Kalijogo terkenal dengan karomahnya sebagai seseorang yang mandi pengucapane (kata-katanya efektif) setiap kalimat yang keluar dari bibirnya dapat diwujudkan, selain itu beliau juga dianggap memiliki kekuatan gaib. Dalam misi dakwahnya beliau juga turut berpatisipasi dalam pembangunan masjid agung demak yang terkenal dengan pilar-pilar kayunya itu. Sebab itulah tidak heran bila kini makamnya ramai akan kunjungan para peziaroh, mereka berkeyakinan bahwa berkat berziaroh pada makam sunan kalijogo semua hajatnya akan cepat terwujud dan doan-doanya akan terijabah oleh Allah Swt.
penulis :laelizakiaa_
