Grand Opening Milad 21 Pondok Pesantren Putri HM Al Mahrusiyah Ini Dawuh Ning Ochi
0
0
Hari lahir Pondok Pesantren Al Mahrusiyah merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para santri. Milad atau kelahiran sering kali kita sebut juga dengan hari ulang tahun. Seiring bertambahnya usia tentu kita memiliki harapan-harapan baik yang kita semogakan, begitu juga dengan Pondok Pesantren HM Al Mahrusiyah putri yang kini tengah menuju usia barunya yakni 21 tahun.
Dalam acara grand opening milad Ning Ochi menyampaikan bahwa malam ini bisa kita sebut juga dengan iftitah. Mengapa iftitah? Karena iftitah adalah pembukaan, sama halnya dengan malam ini yang merupakan pembukaan harlah.
Malam ini merupakan salah satu bagian dari sekian rangkaian agenda milad pada tahun ini yang nantinya acara puncak akan dilaksanakan tepat dihari kelahiran pondok tercinta kita pada tanggal 06 januari 2023.
Beliau sedikit bercerita sekilas sejarah nama Pondok Pesantren Putri Al Mahrusiyah yang dulunya Bernama Gedung Al-Fatah, kemudian berganti menjadi Astri (asrama putri), namun seiring berjalannya waktu sebutan Astri berubah menjadi satu nama lucu yakni HM Imut, tutur beliau sembari tersenyum. Namun seiring berputarnya waktu dari masa ke masa julukan HM Imut mulai luntur.
Sehingga terjadilah pemilihan nama baru yang telah disepakati hingga saat ini yakni satu nama cantik dengan jutaan harapan baik “Darurrosyidah” sering kali kita menyebutnya “Sakan Darsy”.
Bertambahnya usia Pondok Pesantren HM Al Mahrusiyah hingga 21 tahun merupakan ‘alamah atau tanda sebagai bukti dari kerja keras dan perjuangan Al Walid KH. Imam Yahya Mahrus.
Usia 21 tahun ialah tanda bagaimana Yai Imam merintis pondok ini dari nol menjadi nol-nol-nol, dalam artian dari belum ada santri menjadi sekian banyak santrinya.
Atas dasar pencapaian usia ke 21 Podok Pesantren Putri HM Al Mahrusiyah, Putri Yai Imam ini beristifadah dimana barokah itu pasti ada.
Tidak akan mungkin Al Mahrusiyah itu berkembang tanpa adanya kata barokah dari para masyayikh Lirboyo, dari Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, barokah dari Yai Utsman Al-Ishaqi, dan barokah dari perjuangan Yai Imam itu sendiri.
Barokah apabila dianalogikan dengan uang lima puluh ribu yang biasanya cukup untuk jajan 2 minggu, ketika ada barokah maka bisa mencapai 3 minggu atau mungkin justru bisa sisa walaupun hanya seratus rupiah lalu kita gunakan untuk bersedekah, itu barokah. Definisi dari barokah itu sendiri yang perlu kita pahami yakni,
زيادة الخير على كل شيء
Bertambahnya kebaikan atas segala sesuatu
Yai Imam merupakan sosok panutan dengan karakter amanah dan berjiwa pejuang tingigi. Usia 21 tahun menjadi salah satu wujud keberkahan dari perjuangan beliau, wujud bahwa barokah itu benar adanya. Sama dengan Pondok Pesantren Lirboyo, tidak akan mencapai satu abad bila tanpa adanya barokah.
Barokah itu tidak akan bisa dicapai hanya dengan mengucapkan kata amin. Ketika kita ingin mendapatkan barokah tentu harus disertai dengan kesungguhan, dan keyakinan. Itulah kunci untuk mencapai kata barokah.
Salah satu wasilah untuk mencapai kata barokah adalah dengan memperhatikan dan menghargai guru yang sedang menjelaskan didepan, mendengarkan apa yang beliau katakan. Karena dengan begitu kita tidak akan menyakiti dan mengecewakan hati seorang guru.
Menjaga hati seorang guru ialah kunci untuk membuka portal barokah beliau.
Bentuk barokah tidak hanya dalam wujud diberi umur panjang, dimudahkan segala urusan, ataupun dilberi kelapangan rezeki. Akan tetapi barokah itu ada dan mencakup segala bentuk aspek kehidupan, kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun.
Pada intinya di pondok ini, kita harus bersungguh-sungguh, mempeng dan yakin akan adanya barokah. Fainsyaallah kita akan mendapat barokah dari para masyayikh, dan semoga kita diakui menjadi santrinya beliau, amiin. Wallahu a’lam.
